
Mengenal Batu Batikam
Batu Batikam berdiri di Jorong Dusun Tuo, Nagari Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Masyarakat Minangkabau menjadikan situs ini sebagai simbol perdamaian sekaligus warisan budaya yang sarat makna.
Secara fisik, batu ini memiliki ukuran sekitar 55 x 20 x 40 cm. Lubang di bagian tengahnya tercipta karena tikaman keris Datuk Parpatih Nan Sabatang. Ia melakukan itu sebagai tanda bahwa konflik sudah selesai dan kesepakatan telah tercapai.
Asal Usul Berdirinya Batu Batikam
Pada masa lalu, dua tokoh adat Minangkabau—Datuk Parpatih Nan Sabatang dan Datuk Ketumanggungan—berselisih paham tentang sistem kepemimpinan. Datuk Parpatih mendukung sistem demokratis Bodi Caniago, sedangkan Datuk Ketumanggungan memilih sistem hierarkis Koto Piliang.
Namun, mereka tidak membiarkan perbedaan itu berkembang menjadi permusuhan. Sebaliknya, mereka memilih berdamai dan menyatukan pemikiran melalui musyawarah. Sebagai simbol, Datuk Parpatih menikam kerisnya ke tanah yang kemudian mengenai batu. Sejak saat itu, masyarakat menyebutnya Batu Batikam.
Fungsi Sosial dan Budaya di Tengah Masyarakat
Batu Batikam tidak hanya menjadi lambang sejarah. Lebih dari itu, masyarakat Minangkabau menggunakan situs ini sebagai pusat kegiatan adat. Di sekeliling batu, mereka menyusun batu-batu lain yang membentuk ruang terbuka bernama Medan Nan Bapaneh.
Melalui tempat ini, para tetua adat berkumpul, berdiskusi, dan mengambil keputusan bersama. Oleh karena itu, Batu Batikam berperan penting dalam mempertahankan nilai demokrasi lokal berbasis musyawarah.
Filosofi yang Terkandung di Dalamnya
Setiap elemen Batu Batikam mengandung pesan moral yang kuat. Lubang yang tercipta akibat tikaman keris tidak menandakan kekerasan, melainkan simbol penghentian konflik. Filosofi ini mengajarkan bahwa menyelesaikan masalah membutuhkan pikiran jernih dan hati terbuka.
Selain itu, masyarakat Minangkabau percaya pada asas “duduak surang basamo, tagak surang basamo.” Dengan kata lain, mereka menanamkan prinsip kesetaraan dan menghargai setiap pendapat dalam pengambilan keputusan.
Cara Mengakses Lokasi Batu Batikam
Batu Batikam terletak sekitar 10 menit dari pusat Kota Batusangkar. Wisatawan dapat mengaksesnya dengan kendaraan pribadi maupun umum. Pemerintah daerah terus berupaya menjaga kebersihan dan kelestarian situs ini.
Tidak hanya wisatawan lokal, pengunjung dari luar Sumatera Barat pun terus berdatangan. Banyak dari mereka tertarik mempelajari filosofi adat Minangkabau secara langsung di tempat yang bersejarah ini.
Kesimpulan
Batu Batikam bukan sekadar batu berlubang. Ia menjadi lambang perdamaian, kebijaksanaan, dan musyawarah yang diwariskan secara turun-temurun. Melalui kisahnya, masyarakat Minangkabau menunjukkan bahwa perbedaan bukan alasan untuk bermusuhan, melainkan peluang untuk bersatu.
Dengan demikian, Batu Batikam layak kita jaga dan perkenalkan ke generasi selanjutnya sebagai simbol nilai luhur budaya Indonesia.